Tentang Kami

Visi :

Mengoptimalkan pelayanan kesehatan dan kenyamanan bagi ibu dan anak

Misi :

1. Memberikan pelayanan kesehatan terbaik melalui tenaga-tenaga ahli yang profesional

2. Mengoptimalkan alat-alat medis yang hygienis dan steril

3. Membina hubungan baik dan memberikan kenyamanan kepada pasien beserta keluarga pasien

Rabu, 23 Oktober 2013

PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)

 Sebagian Rakyat Indonesia mempunyai jumlah anak yang cukup banyak, ini membuat pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin padat, untuk itu kami (Pihak RSIA KASIH BUNDA) mempunyai program peduli Indonesia untuk mengatur jumlah anak dalam keluarga yang di anjurkan pemerintah denga program yang dicanangkan oleh BKKBN.
  Salah satu caranya adalah pemberlakuan  program Keluarga Berencana(KB) adalah adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan mengatur angka kelahiran dengan tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan ibu, anak. dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Dan untuk mewujudkan visi ini, kami mempunyai misi melalui kegiatan ini kita dapat mengetahui berapa jumlah anak yang seharusnya. Dengan jumlah dua anak saja, itu sudah cukup dan membuat sejahtera.
Caranya adalah, kami akan menerima konsultasi. Di konsultasi ini akan di beri pengetahuan bagaimana caranya mencegah anak lebih dari dua, cara nya adalah penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya



Manfaat Utama Program Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana (KB) sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakaat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKBBS). Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan mendapatkan tiga manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:
A.   Manfaat Untuk Ibu:
1)    Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
2)    Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
3)    Menjaga kesehatan ibu
4)    Merencanakan kehamilan lebih terprogram

B.   Manfaat Untuk Anak:
1)    Mengurangi risiko kematian bayi
2)    Meningkatkan kesehatan bayi
3)    Mencegah bayi kekurangan gizi
4)    Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
5)    Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
6)    Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

C.   Manfaat Untuk Keluarga:
1)    Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2)    Harmonisasi keluarga lebih terjaga
Meningkatkan kebahagiaan keluarga




Rabu, 16 Oktober 2013

SENAM HAMIL GRATIS BAGI PARA IBU HAMIL

  Kegiatan senam hamil gratis bagi para ibu hamil dilakukan rutin satu bulan 3x bagi ibu-ibu hamil, kegiatan ini juga dilakukan untuk umum bagi yang ingin mengikutinya. Selain kegiatan senam hamil, pemberian materi berupa penyuluhan tentang tips-tips menjaga kesehatan saat hamil dan persiapan persalinan disajikan juga. Berikut jadwal senam hamil serta penyuluhan :
a.    Senam hamil : minggu pertama , kedua dan ketiga setiap bulan
Sabtu : pukul 10.00-11.00
b.    Penyuluhan : minggu pertama , kedua dan ketiga setiap bulan
Sabtu : pukul 13.00-14.00
Tempat : Aula Rumah Sakit (Lt II)
Kegiatan ini gratis dan terbuka untuk umum.

** Dapatkan discount bagi para ibu yang ingin melakukan persalinan yang mengikuti kegiatan ini








CEGAH PERNIKAHAN DINI UNTUK GENERASI YANG LEBIH BAIK DENGAN USIA YANG MATANG




  Pernikahan dini kian marak di Indonesia. Kualitas pernikahan dini pun sangat diragukan karena usia yang masih terlalu muda untuk wanita mengandung buah hati dengan alat-alat reproduksi yang masih belum terlalu matang untuk ovulasi dengan sperma. Pernikahan dini harus dicegah. Pengaturan pernikahan di usia yang matang terus di observasi oleh BKKBN sebagai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Pengaturan bagaimana usia yang tepat dan sesuai agar terjadinya pernikahan harus direalisasikan agar terjadinya pernikahan bukan menjadi suatu hal yang tidak baik, melainkan perbaikan untuk generasi berikutnya dengan berbagai kemajuan. Dengan hak anak yang memiliki hak untuk hidup, bertumbuh kembang, memperoleh perlindungan dan berpartisipasi, harus diutamakan. Jika menikah di usia dini tetap dilakukan, maka berbagai masalah yang berhubungan denggan anak serta masalah pada masa depannya menunggu di depan mata antara lain kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kesulitan ekonomi, kanker serviks, perceraian, hingga gangguan mental.
Berikut ini adalah faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan dini:    
1. Menurut RT. Akhmad Jayadiningrat, sebab-sebab utama dari perkawinan usia muda adalah:
a. Keinginan untuk segera mendapatkan tambahan anggota keluarga
b. Tidak adanya pengertian mengenai akibat buruk perkawinan terlalu muda, baik bagi mempelai itu sendiri maupun keturunannya.
c. Sifat kolot orang jawa yang tidak mau menyimpang dari ketentuan adat. Kebanyakan orang desa mengatakan bahwa mereka itu mengawinkan anaknya begitu muda hanya karena mengikuti adat kebiasaan saja.
2. Terjadinya pernikahan dini menurut Hollean dalam Suryono disebabkan oleh:
a. Masalah ekonomi keluarga
b. Orang tua dari gadis meminta masyarakat kepada keluarga laki-laki apabila mau mengawinkan anak gadisnya.
c. Bahwa dengan adanya perkawinan anak-anak tersebut, maka dalam keluarga gadis akan berkurang satu anggota keluarganya yang menjadi tanggung jawab (makanan, pakaian, pendidikan, dan sebagainya) (Soekanto, 1992 : 65).

Selain menurut para ahli di atas, ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perkawinan usia muda yang sering dijumpai di lingkungan masyarakat kita yaitu :
a. Ekonomi 
Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup di garis kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya maka anak wanitanya dikawinkan dengan orang yang dianggap mampu.
            b. Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak dan masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan anaknya yang masih dibawah umur.
c. Faktor orang tua
Orang tua khawatir kena aib karena anak perempuannya berpacaran dengan laki-laki yang sangat lengket sehingga segera mengawinkan anaknya.
            d. Media massa
** Faktor yang Melatar Belakangi Pernikahan Usia Dini : 
1) Para orang tua merasa kehidupan anaknya akan lebih terjamin apabila dinikahkan dengan orang yang mereka kenal. Rata-rata pernikahan di usia dini dilakukan oleh orang tua dengan cara menjodohkan anaknya dengan kerabat-kerabat mereka. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan anak mereka akan lebih baik. Selain itu, para orang tua ingin hubungan keluarga diantara mereka lebih dekat sehingga materil yang mereka punya akan dinikmati sendiri oleh keluarganya (Perkawinan Harta).
2) Kedua orang tua pada dasarnya ingin segera lepas tanggung jawab terhadap  anaknya. Setelah mengurus, membesarkan anaknya hingga besar mereka akan sangat lega apabila anaknya telah menikah. 
3) Kedua orang tua juga tidak ingin jika sewaktu-waktu tejadi fitnah dikarenakan hubungan tidak sehat yang dilakukan oleh anak mereka. Misalnya saja mereka mulai bepergian tengah malam dan yang paling menakutkan ialah perilaku seks bebas.
4) Hamil diluar nikah juga merupakan alasan yang banyak dijumpai dikalangan masyarakat, sebab dilihat dari perkembangan jaman pada era globalisasi ini telah banyak budaya-budaya asing yang masuk dan memberi contoh yang buruk bagi perkembangan psikologis anak yang lama-kelamaan akan memunculkan rasa penasaran terhadap sesuatu yang baru mereka jumpai.

  Menurut Gantt dan Rosenthal 2004, kehamilan usia remaja beresiko terhadap harga diri rendah, depresi, penyalagunaan obat, gangguan emosi, anak yang dilahirkan mengalami lahir prematur, BBLR, child abuse, diterlantarkan dan kematian. Maka dari itu pernikahan dini harus dicegah agar tidak merusak generasi penerus selanjutnya agar lebih berkualitas baik.

sumber :
www.google.com


   
    
       

Selasa, 15 Oktober 2013

PERSALINAN KANGGURU



Hangatkan Bayi Ala Kangguru  Ayahbunda.co.id

Image by : Dokumentasi Ayahbunda


Siapa yang tidak mengenal kangguru? Binatang yang gemar melompat dan selalu melindungi anaknya dalam kantungnya yang besar. Tapi, pernahkah bunda mendengar tentang metode kangguru atau Kangguru Mother Care (KMC)?
KMC adalah sebuah metode perawatan bayi baru lahir dengan cara meletakkan bayi di dada bunda untuk menyalurkan kehangatannya pada si bayi. “Jadi bayi tidak perlu lagi menggunakan inkubator.” jelas dr. Rosalina Dewi Roeslani, SpA dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Awalnya metode ini hanya ditujukan untuk bayi-bayi premature dengan berat < 2500 gram (lahir < 37 minggu), namun ternyata metode ini juga bermanfaat bagi bayi-bayi mature.

Kehangatan pelukan Anda, terbukti sangat membantu tumbuh-kembang bayi, khususnya yang lahir prematur. Kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayisebaiknya diteruskan setelah bayi lahir bahkan sampai 6 bulan pemberian ASI eksklusif.

Kontak langsung antara bayi dan ibunya ini, harus tetap dipertahankan sejak menit pertama setelah kelahiran, melalui pemberian ASI. Metode ini mampu memberikan 4 faktor utama kebutuhan bayi, yakni oksigen, kehangatan, nutrisi, dan perlindungan. Secara alami, semua itu terpenuhi di dalam kantung hewan kanguru.

Melalui riset Dr. Nils Bergman dari rumah sakit Mowbray Maternity di Cape Town, Afrika Selatan, ia membuktikan betapa besar manfaat metoda pengasuhan dan perawatan bayi ala kanguru. Bayi-bayi baru lahir, khususnya bayi prematur, diletakkan di dada ibunya, sehingga seluruh kulit tubuhnya bersentuhan langsung dengan kulit ibu, menunjukkan peningkatan kesehatan yang nyata ketimbang yang ditaruh di dalam inkubator. Itu sebabnya, Dr. Bergman kemudian dikenal sebagai pelopor metoda Kangaroo Mother Care.

Manfaat :

Pada dasarnya, Kangaroo Mother Care terdiri atas 3 komponen, yakni:
Kontak kulit ibu dan bayi. Yaitu kontak kulit antara dada bayi dengan dada Anda. Dengan demikian, kulit bayi bisa langsung merasakan kehangatan kulit Anda. Kontak ini pun akan membantu menjaga suhu dan proses oksigenasi tubuh bayi.
Anda dapat melakukannya sambil berdiri maupun berbaring. Metoda ini ini sebaiknya dilakukan selama Anda bisa, terutama bila bayi kebetulan lahir prematur. Teknik ini merupakan bentuk inkubator alami untuk membantu proses tumbuh-kembang bayi.
Pemberian ASI eksklusif. Kontak kulit seperti tadi, memungkinkan bayi mengisap ASI setiap saat dia merasa lapar. Kangaroo Mother Care juga merupakan fasilitas untuk memberikan ASI sedini mungkin.
Dukungan ibu pada bayi. Anda akan tetap dapat memberikan dukungan emosi, psikologis, dan fisik, bahkan ketika tindakan medis perlu dilakukan terhadap bayi. Hal ini akan meningkatkan kelekatan emosional (bonding) antara orang tua dan bayinya. Selain itu, dari kondisi ini terbukti bahwa perkembangan otak bayi membutuhkan rangsang berupa sentuhan atau kontak langsung antarkulit dan kontak mata langsung bayi dengan mata ibunya.

Manfaat lain yang nyata adalah meningkatkan penambahan berat badan bayi-bayi prematur, sehingga mempersingkat waktu perawatan di rumah sakit. Jadi, tak ada salahnya untuk mencoba merawat bayi dengan metoda Kangaroo Mother Care ini sekali pun bayi Anda lahir normal dan cukup bulan (tidak prematur). Namun, sebelum melakukannya, suhu tubuhbayi harus mencapai 36 derajat Celcius, dan Anda harus merasa nyaman pada waktu melakukannya.


TIPS dari Dokter :
Pastikan tangan dalam keadaan bersih sebelum melakukan KMC
Anggota keluarga lain, seperti ayah, bibi atau paman bisa menggantikan peran bunda
Bunda diperkenankan bersenandung untuk menambah kenyamanan


(Sumber:http://www.infobunda.com/artikel/165-Metode-Kangguru-Sebagai-Pengganti Inkubator.html#ixzz2hrDAdHoq)

IMUNISASI PADA ANAK











Imunisasi diberikan kepada bayi, balita, anak-anak maupun orang dewasa untuk melindungi mereka dari berbagai serangan penyakit menular. Dalam proses imunisasi ini, mereka akan diberikan vaksin secara disuntik maupun oral (diteteskan). Vaksin ini mengandung virus atau bakteri tertentu yang telah dilemahkan kemampuannya. Ketika virus/bakteri tersebut disuntikan atau diteteskan ke dalam tubuh mereka, maka tubuh akan memberikan reaksi dengan memproduski antibodi untuk memberikan perlawanan. Ketika ada virus/bakteri yang menyerang mereka, maka antibodi yang telah diproduksi sebelumnya mampu menghalau penyakit tersebut.

14 Jenis Imunisasi Wajib untuk Anak


Selain memperhatikan gizi dan menjaga kesehatan, imunisasi adalah salah satu cara pencegahan utama terhadap suatu penyakit. Imunisasi merupakan program untuk memenuhi Konvensi Hak Anak PBB, sehingga pemerintah dan orangtua wajib memberikan upaya kesehatan yang terbaik untuk anak, meliputi pemberian imunisasi.
Secara berkala, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melakukan evaluasi mengenai jadwal imunisasi, berdasarkan perubahan epidemiologis penyakit, kebijakan kementerian kesehatan/WHO, kebijakan global, dan pengadaan vaksin di Indonesia. Sekarang, tidak dibedakan lagi imunisasi yang diwajibkan dan yang dianjurkan, mengingat semua imunisasi HARUS diberikan pada bayi dan anak.
Apa saja jenis imunisasi tersebut?

BCG
Berisi suspensi M.Bovis hidup yang sudah dilemahkan. Imunisasi ini tidak mencegah infeksi Tuberkulosis (TB) tetapi mengurangi risiko terjadinya TB berat seperti meningitis TB dan TB milier.

Hepatitis B
Tersedia vaksin kombinasi HepB dan DTP yang berdasarkan hasil penelitian Biofarma dapat memberikan respon antibodi lebih baik daripada diberikan secara terpisah.

Polio
Polio bisa menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan dan susah bernafas. Vaksin polio digolongkan menjadi dua jenis, yaitu IPV (inactivated polio vaccine) yang berisi virus polio yang sudah dimatikan. Vaksin ini diberikan dalam bentuk suntikan dan OPV (oral polio vaccine), yang mengandung virus hidup yang sudah dilemahkan.

DTP (Difteri Tetanus Pertusis)
Terdapat jenis vaksin DtaP (pertusis aselular) atau yang pada orang awam dianggap sebagai vaksin DTP yang tidak menimbulkan demam. Meskipun reaksi paska imunisasi DtaP baik lokal maupun sistemik lebih rendah dibanding DTP biasa, namun vaksin tersebut masih dapat menimbulkan reaksi demam dan pembengkakan seperti jenis vaksin lain.

Campak
Jika menjangkit anak-anak terutama anak dibawah lima tahun, campak bisa berefek fatal.

HIB
Tersedia vaksin kombinasi DTP dan HIB dengan daya imunogenitas yang tetap tinggi tanpa mempengaruhi respon imun satu sama lainnya.

PCV
Bayi yang berisiko tinggi mengalami kolonisasi pneumokokus, yaitu bayi dengan infeksi saluran napas atas, menjadi perokok pasif, bayi yang tidak mendapatkan ASI, dan bayi yang tinggal di negara 4 musim (pada musim dingin).

ROTAVIRUS
Di Indonesia, diare menjadi 28% penyebab kematian pada balita. Tersedia vaksin monovalen (Rotarix) dan pentavalen (Rotareq).

INFLUENZA
Rekomendasi IDAI, imunisasi influenza diberikan pada:
- Anak sehat yang berusia 6 bulan – 2 tahun.
- Anak dengan penyakit jantung kronik, asma, diabetes, penyakit ginjal kronis dan HIV.
- Anak yang tinggal di tempat seperti asrama, panti asuhan, atau pesantren.
- Orang yang bisa menularkan virus flu pada orang yang berisiko tinggi, seperti pengasuh anak dan petugas kesehatan.

VARISELA
Tidak boleh diberikan pada anak yang sedang demam tinggi, hitung limfosit yang rendah, alergi terhadap neomisin, dan adanya defisiensi imun seluler.

MMR
Imunisasi MMR tetap diberikan meskipun anak memiliki riwayat infeksi campak, gondongan, maupun rubela. Tidak ada efek imunisasi yang terjadi pada anak yang sebelumnya telah mendapat imunitas terhadap salah satu atau lebih dari ketiga penyakit ini. Imunisasi ini juga tidak berhubungan dengan autisme.

TIFOID
Tifoid atau yang lebih dikenal dengan thypus adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi. Bakteri ini sering ditemukan di air dan lingkungan tempat tinggal yang tidak dijaga kebersihannya.

HEP A
Hepatitis A adalah penyakit peradangan pada liver (hati) yang tidak jarang pula menjangkit anak-anak.

HPV
Jadwal pemberian imunisasi HPV tergantung dari jenis vaksin yang akan digunakan. Imunisasi ini dapat diberikan pada pasien sejak usia 10 tahun. Jika menggunakan vaksin HPV bivalen, diberikan 3 dosis. Dosis kedua dilakukan sebulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga dilakukan 5 bulan kemudian. Sedangkan vaksin HPV tetravalen, juga diberikan 3 dosis, namun dosis kedua diberikan 2 bulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga diberikan 4 bulan kemudian.
Sebelum memberikan vaksinasi, dokter disarankan untuk memberikan penjelasan lebih dulu mengenai vaksinasi tersebut, di antaranya mengenai bahaya penyakit, manfaat imunisasi, serta reaksi yang mungkin dapat timbul setelah imunisasi.
Bagi orang tua, sebaiknya memberitahukan kepada dokter hal-hal yang terkaitan kontraindikasi yang mungkin pernah terjadi sebelum imunisasi diberikan, misalnya riwayat penyakit anak, alergi terhadap neomisin, riwayat imunisasi sebelumnya, dan terapi yang sedang dilakukan. Hal ini berguna untuk mengantisipasi reaksi tubuh anak usai imunisasi. 

(Sumber : http://id.she.yahoo.com/14-jenis-imunisasi-wajib-untuk-anak-031921172.html)

EFEK SAMPING YANG TIMBUL SETELAH IMUNISASI
Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini:
  • BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
  • DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan turun dalam 1 – 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
  • Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 – 10 hari setelah penyuntikan.
Reaksi yang timbul pada anak setelah imunisasi dapat berasal dari unsur kuman dari vaksin maupun zat-zat tambahan yang dapat berupa reaksi “simpang” vaksin. Reaksi-reaksi tersebut dapat sebagai akibat dari efek farmakologi, efek samping, interaksi obat, intoleransi, reaksi idiosinkrasi dan reaksi alergi. Reaksi alergi adalah reaksi yang timbul akibat kepekaan seorang anak yang berhubungan dengan faktor genetik (keturunan).
Ada pula reaksi yang bukan karena vaksinnya sendiri, yaitu akibat dari kesalahan tehnik pembuatan, pengadaan dan distribusi vaksin, kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi, atau semata-mata kejadian yang timbul secara kebetulan. Menurut hasil telaah Pokja KIPI Depkes RI, justru penyebab timbulnya KIPI sebagian besar karena kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan imunisasi dan faktor kebetulan. Ini sesuai pula dengan yang dilaporkan oleh Vaccine Safety Comitee (VSC), Institute of Medicine AS.
Kejadian ikutan setelah imunisasi yang telah dikenal oleh sebagian besar anggota masyarakat yaitu efek panas setelah imunisasi PDT dan Campak. Sebetulnya, masih ada efek lain daripada itu seperti sakit pada tempat suntikan, warna kemerahan di sekitar bekas tempat suntikan, anak yang menangis terus menerus setelah mendapat imunisasi DPT. Cuma karena kejadiannya agak jarang sering luput dari perhatian orangtua balita.